Andakah Yang Bisa Menahan Hawa Nafsu?

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

‘Menarik’ sekali membaca seluruh tulisan2 SPPI, apalagi terkait dengan komentar SPPI dan para pendukung pacaran islami yang berhujung kepada sebuah kesimpulan yang “dahsyat”. Sebelum saya nyatakan kesimpulannya seperti apa, ada baiknya kita lihat komentar2 mereka.

adit berkata “saya normal kok, tapi alhamdulillah bisa jaga syahwat. saya yakin juga banyak yang seperti saya.”

SPPI berkata “Bagi kita sudah jelas, kepada yang cenderung tidak kuat menahan nafsu syahwat, kita berseru: jangan pacaran! Sungguhpun demikian, kita perlu menghargai saudara-saudara kita yang mampu menjaga diri ketika pacaran (termasuk Adit, Az-Zaitun, dan teman-temanku dulu di UGM, IKIP Yogya (skarang UNY), dan IAIN (skarang UIN) Jogja)”

Kaezzar berkata “Waduh, maaf mas…
Masa iya karena mas dulu g kuku nahan nafsu, terus semua org jadi dijustifikasi ngga bakal mampu juga….lha piye iki tho?”

Kira2 3 komentar diatas sudah cukup untuk menunjukkan siapa mereka(baca: SPPI dan para pendukung pacaran islami secara sadar). Mereka adalah orang-orang normal, yang punya syahwat dan mengaku bisa ‘menjaganya’, sehingga untuk itu mereka “MENGKLAIM” bahwa hanya orang2 seperti mereka lah yang boleh melakukan pacaran islami tadi dan meminta semua orang menghargai tindakan mereka. Bagi orang-orang yang cenderung tidak kuat ‘menahan’ nafsu kepada orang2 tersebut, mereka berkata “jangan pacaran!”.

Ini yang saya sebut sebagai kesimpulan yang “dahsyat”. Jadi teringat sebuah ayat, Allah SWT berfirman, “Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati” (QS Al Mu’min :19) , terhadap ayat ini Ibnu Abbas RA berkata “Yaitu seorang laki2 yang masuk ke sebuah penghuni rumah (bertamu) yang didalamnya terdapat seorang wanita cantik, atau wanita itu sedang melewatinya. Jika mereka(wanita tadi dan penghuni rumah –ed), dia (laki2 itu) pun menoleh kepada wanita itu dan jika mereka mengawasi, dia pun menahan pandangannya. Sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui hatinya yang berkeinginan seandainya dia berhasil melihat auratnya” (HR Ibnu Abi Hatim).*

Rasanya tidak perlu pacaran, terkadang dengan ‘sengaja’ kita melepaskan pandangan ke arah wanita yang kita ‘sukai’ kecantikannya, kemolekan tubuhnya, dan lain-lain. Dan rasanya tidak terlalu sulit menemukan ‘pemandangan'(baca: aurat2 yang diumbar) seperti itu, didalam rumah pun ada melalui TV, Film, Internet dan lain sebagainya. Padahal pandangan mata adalah stimulus utama yang mendorong setiap manusia untuk melakukan zina berikutnya(zina mata -> zina lisan -> zina tangan->zina kaki-> zina hati->dan zina farji/kemaluan). Maha benar Allah SWT dengan firmanNya, dan maha benar sabda Rasulullah SAW. Untuk itu rasulullah SAW bersabda “Setiap anak adam telah ditulis baginya bagian dari zina. Ia pasti melakukannya tanpa bisa dihindari, zina mata adalah memandang, zina lisan adalah berbicara, zina telinga adalah mendengar, zina tangan adalah menggunakannya, zina kaki adalah melangkah, jiwa berharap dan berhasrat, dan kemaluanlah yang membenarkan atau mendustakannya”(HR Bukhari dan Muslim).

Dan karena itu juga Al Quran sebagai landasan utama sumber hukum dalam Islam, ketika berbicara tentang perintah agar menjauhi zina, maka selalu diawali dengan menjaga pandangan (QS Annur:30 – 31, QS Al Mu’min :19). Karena berawal dari pandangan mata lah perbuatan zina itu terjadi, dan itu bersesuaian dengan sabda rasulullah SAW diatas. Hanya saja sebagian orang mengira bahwa ketika nuraninya tidak terusik dengan pemandangan2 bertabur aurat, maka hal itu dianggap sebagai sebuah pengendalian atas hawa nafsunya. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya yang terjadi adalah, “sense of nurani” mereka untuk mengenali maksiat mata itu telah menjadi lemah, karena seringnya mereka menggunakan mata untuk melihat hal2 yang haram. Begitu juga yang terjadi ketika bersentuhan dengan lawan jenis, setiap laki2 dan wanita yang normal, pada saat pertama kali bersentuhan dengan lawan jenis pasti akan merasakan sesuatu yang mengalir didalam darah, itulah yang dinamakan dengan syahwat. Tetapi ketika kita sering mempraktekkan hal ‘itu’, “sense of nurani” kita untuk mengenali bahwa hal itu adalah syahwat yang berpotensi kepada zina besar pun melemah, dan kita akhirnya tidak ‘merasakan’ apa-apa lagi, celakanya hal ini kita anggap sebagai sebuah ‘keberhasilan’ atas pengendalian hawa nafsu kita, na’udzubillah.

Perkara merasa diri sudah bisa menjaga hawa nafsu itu, biarlah Allah SWT yang menjadi Saksi yang Maha Adil terhadap hal itu, tetapi perkara mendekati zina adalah perkara yang tidak mungkin bisa dihindari oleh setiap anak adam. Yang pasti bagi mereka yang tidak berpacaran, potensi ke arah itu semakin sempit, dan bagi mereka yang berpacaran, potensi ke arah itu semakin terbuka, itulah keyakinan yang pasti berdasarkan dalil2 yang kuat. Sebagai penutup mari kita berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”. (QS Al Imran :8) Aamiin, wallahu’alam wastaghfirullah li walakum

wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

*Terjemahan tafsir Ibnu Katsir

39 Comments (+add yours?)

  1. tjose
    Sep 23, 2007 @ 14:42:30

    Amiiin ya robbal ‘alamin

    Reply

  2. kaezzar
    Sep 23, 2007 @ 16:06:06

    Assalamualaikum wr wb

    Maaf, tapi rasanya kurang baik jika anda mengambil kesimpulan terhadap suatu pernyataan dari seseorang, tanpa anda lebih dulu bertanya kepada si pembuat pertanyaan…bukan apa2, karena bila ternyata kesimpulan yg anda ambil tidak seperti yg mereka pikirkan…saya khawatir itu dihitung sebagai fitnah…:)

    Masalahnya, bukan di satu ataw 2 tulisan saja anda melakukan itu…tapi di banyak tulisan

    >>karena seringnya mereka menggunakan mata untuk melihat hal2 yang haram>>

    Anda bukanlah yg Maha Tahu…perlukah anda bersuudzan terhadap mereka…?

    >>pada saat pertama kali bersentuhan dengan lawan jenis PASTI akan merasakan sesuatu yang mengalir didalam darah, itulah yang dinamakan dengan syahwat>>

    sekali lagi…penggunaan kata “pasti”…
    anda bukanlah Yang Maha Tahu…

    tanyakan pula kepada ust Yusuf Qardhawi, kenapa beliau masih membolehkan jabat tangan dgn syarat?

    Maaf, cuma mengingatkan
    saya yakin anda lebih tau dari saya bagaimana sikap Allah terhadap seseorang yg memfitnah saudaranya sendiri…:)
    Apalagi “cuma” gara2 berbeda pendapat…

    Wassalam

    Reply

  3. pacaranislamikenapa
    Sep 23, 2007 @ 16:43:47

    wa’alaykumussalam warahmatullah akhuna kaezzar

    Baiklah, jika saya bertanya kepada anda, apakah yang ada dibenak anda jika ada yang mengatakan ‘saya bisa menjaga syahwat’??

    Silahkan dibaca secara utuh tulisan diatas, semoga bisa bermanfaat, adapun kata “pasti” ada syahwat pada saat menyentuh lawan jenis, tentu saja dalam konteks menyentuh lawan jenis semacam pacar atau orang yang kita sukai, karena sebagian dari cinta adalah naluri birahi, inilah naluri yang menstimulus orang untuk berjima’.

    Tetapi cinta tidak hanya birahi, ia mengandung segala bentuk kasih sayang, dan lainnya sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Abu Syuqqah.

    terima kasih atas nasehatnya, mohon semua kalimat diatas dilihat sebagai nasehat, jujur saya sangat “surprise” ada orang yang sangat yakin bisa menjaga syahwatnya, siapapun pasti ingin agar dirinya bisa termasuk ke dalam orang-orang yang bisa menjaga syahwat, tetapi hal itu tidak mungkin jika kemudian melanggar ketentuan2 Allah SWT.

    Wallahu’alam

    Reply

  4. Trackback: Pacaran a la ustadz Mustika « kang tutur’s weblog
  5. kaezzar
    Sep 24, 2007 @ 06:00:30

    Sama2…terima kasih juga buat nasehatnya 🙂

    Kalo begitu boleh saya ajukan 2 hal ke anda?

    1. Definisi syahwat menurut anda?
    2. Dari kutipan hadits di atas, menurut anda, mungkinkah pandangan seseorang tidak melahirkan zina mata? mungkinkah ppendengaran seseorang tidak melahirkan zina telinga? dst…?

    Wassalam

    Reply

  6. pacaranislamikenapa
    Sep 24, 2007 @ 09:07:33

    Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Alhamdulillah 🙂

    menjawab pertanyaan pertama anda, mari kita lihat definisi syahwat didalam Al Quran, Allah SWT berfirman “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini(syahawati), yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (Al Imran:14). Syahwat / keinginan kepada wanita disini tentu dalam arti yang luas, dan salah satu bagian dari apa yang diingini kepada wanita adalah (maaf) keinginan birahi. Nah adakah orang yang tidak merasa birahinya tergelitik ketika dekat dengan lawan jenis yang disukai(kita belum berbicara pacaran lho)?? -pertanyaan ini tidak perlu dijawab, tapi perlu direnungkan, ingat Allah azza wajalla Maha mengetahui apa yang tersembunyi didalam hati kita.

    kedua, tentu sjaa pada pandangan mata terhadap hal2 yang umum, maka zina mata bisa kita hindari. Tetapi berbicara pandangan mata kepada lawan jenis yang kita sukai, sangat sulit sekali untuk menghindari zina mata. Ada ‘kesenangan’ hati saat memandang wanita yang disukai, inilah tanda-tanda adanya zina mata itu. Dan itu pula yang mendorong rasulullah SAW untuk menegur ALI RA saat memandang yang tidak seharusnya dipandang, atau saat rasulullah SAW memalingkan pandangan anak paman beliau sendiri saat tertangkap mata sedang memandang wanita yang sedang menunggang kuda. Padahal kedua orang diatas adalah termasuk golongan orang2 yang ‘mulia’, yang tingkat keikhlasan dan keilmuannya terhadap syariat agama ini pastinya melebihi kita, tetapi mereka dengan segera mematuhi perintah rasulullah SAW tersebut.

    Semoga bermanfaat, wallahu’alam
    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  7. kaezzar
    Sep 24, 2007 @ 15:53:02

    Kalo boleh saya rangkum, Jadi anda berkesimpulan :

    – Jika seorang laki2 memandang lawan jenis yg disukainya…maka PASTI timbul syahwat/birahi karenanya ?

    – Dari jawaban no 2, apakah bisa disimpulkan kalo ada kesenangan/kekaguman = syahwat/birahi…?

    Wassalam

    Reply

  8. pacaranislamikenapa
    Sep 25, 2007 @ 17:05:36

    wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Akhuna kaezzar yang dirahmati Allah SWT.

    Kita sebagai muslim, setiap kali menemukan persoalan maka tempat kembalinya adalah Al Quran, Sunnah, dan perkataan Ulama yang benar lagi lurus.

    Dari sekian banyak tulisan saya, tentunya sangat jelas bagaimana saya menjelaskan kesimpulan saya seperti apa. Saya sudah cantumkan pengertian syahwat menurut Al Quran dimana Allah SWT menegaskan bahwa adanya keinginan (syahawati) kepada wanita dll , saya sudah cantumkan bahwa setiap dari kita ini pasti tercatat pernah melakukan zina(kecil). Saya sudah sampaikan perkataan ulama, dan Saya sudah sampaikan bahwa tidak selamanya syahwat(kpd wanita) itu haram, kecuali tidak dibingkai dengan pernikahan.

    Sekarang tinggal anda menentukan kesimpulan anda, apakah syahwat itu?? anda bisa menyangkal apa saja,anda bisa bilang “saya ngga nafsu sedikitpun tuh lihat wanita cantik seksi/ yang saya suka/ pacar saya” tetapi ketahuilah Allah SWT Maha Mengetahui apa yang tersembunyi didalam hati kita. Begitulah keadaannya, dan semua ini nantinya akan kita pertanggungjawabkan diyaumil hisab nanti.

    Semoga Allah SWT menunjuki kita kebenaran itu kebenaran dan kesalahan itu adalah kesalahan, aamiin.

    Wallahu’alam
    wassalamu’alaykum warahmtullahi wabarakatuh

    Reply

  9. kaezzar
    Sep 26, 2007 @ 17:00:58

    bisa tolong diperjelas “keinginan” di sini maksudya apa? dan keinginan seperti apa?

    wassalam

    Reply

  10. pacaranislamikenapa
    Sep 26, 2007 @ 19:41:34

    Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Ketika kita berbicara tentang “keinginan” kepada lawan jenis, maka tidak mungkin tidak, salah satu diantaranya adalah nafsu birahi.

    Nafsu jenis ini bisa kita kenali ketika kita merasa ‘senang’ saat melihat wajahnya yang cantik atau bagian2 tertentu dari tubuh wanita tersebut, atau karena berdekatan dengannya, atau karena bersentuhan dengannya, dan lain-lainnya yang berorientasi fisik.

    Inilah juga kenormalan yang dimaksud oleh mas Herianto, yang pasti dimiliki oleh setiap orang yang mengaku benar2 normal, sesuai dengan firman Allah SWT “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini(syahawati), yaitu: wanita-wanita…”(QS Al Imran : 14).

    Semoga bisa dipahami
    wassalamu’alaykum warahmatullah

    Reply

  11. kaezzar
    Sep 27, 2007 @ 11:56:31

    Mau tanya lagi gapapa ya… 🙂

    1. Jadi, ketika kita senang melihat wajah yg cantik itu sudah dihukumi timbul birahi ataw baru gejalanya?

    2. Jadi lelaki normal = dekat wanita/lihat cewe cantik timbul nafsu birahi?

    Wassalam

    Reply

  12. kaezzar
    Oct 02, 2007 @ 10:09:06

    Hix…belum dijawab…
    Saya dicuekin… T-T

    Wassalam

    Reply

  13. pacaranislamikenapa
    Oct 02, 2007 @ 17:54:28

    Wa’alaykumusalam warahmatullahi wabarakatuh

    ga dicuekin kok akh..

    Semua dah dijawab, cuma mungkin..jawaban saya tidak memuaskan semua pihak, mohon saya dimaafkan, mungkin antum bisa mencari tempat bertanya yang lebih mumpuni.

    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  14. Trackback: Tidak ada ‘Pacaran ala’ Ibnul Qayyim Al Jauzi « Pacaranislamikenapa’s Weblog
  15. yuan
    Dec 07, 2007 @ 04:29:07

    Assalamualaikum…
    jujur saja saya adalah satu dari bsnyak korban karena nafsu, saya yakin benar “pandangan mengantar kita pada zina” andai saja smua manusia di dunia ini mampu menjaga/menundukkan pandangannya mungkin tidak akan terjadi banyak penyakit hati yang dihinggapi oleh banyak remaja saat ini… makanya cepet nikah biar tau banyak hal dan terhindar dari zina, doakan saya agar istiqomah ya…

    Reply

  16. pacaranislamikenapa
    Dec 07, 2007 @ 19:43:31

    Wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Jazakallah akh Yuan..

    Anda tidak sendiri akh Yuan..saya dan ikhwah lain pun bahkan seluruh manusia sebenarnya adalah ‘korban’ nafsu 🙂 . Dunia saat ini sudah sedemikian rusaknya, aurat ada dimana2, menjaga pandangan sekarang adalah hal yang langka. Tetapi insyaAllah, dengan pertolongan Allah SWT kita memohon dan terus berusaha untuk tidak termasuk ke dalam golongan mereka yang mencari pembenaran demi pembenaran.

    Zina besar atau kemaluan mungkin banyak yang terhindar. Tetapi tidak ada satupun manusia yang bisa terlepas dari zina2 kecil semacam zina mata, zina tangan, zina hati, zina mulut, zina kaki sebagaimana sabda Rasulullah SAW. Dan tidak seharusnya kita kemudian mendekati perkara2 yang mendekati zina, karena merasa diri bisa menjaga nafsu dsbnya, Subhanallah. Karena sesungguhnya mereka yang mendekati perkara2 zina itu sebenarnya menunjukkan ketidakmampuan mereka dalam menjaga nafsu. Mereka hanya berprasangka, menduga-duga, tanpa pernah mengerti apa yang mereka duga itu.

    Bahkan Ibnu Hazm dalam buku Tauqul Hamaamah, yang dalam terjemahan Indonesia diberi judul “Dibawah Naungan Cinta” mengangkat sebuah syair “Keinginan syahwat jangan kau ikuti, Pangkal segala maksiat jangan kau datangi…
    Sungguh setan itu masih hidup dan belum mati..Sungguh mata itu pintu fitnah dan laku keji..
    Kau bilang, perkataanmu prasangka belaka, yang bikin dirimu sesat selama-lamanya…
    Aku bilang diam dan jangan bicara, Hentikan celamu, setan ada dimana-mana ”

    Kemudian dijelaskan “..Nabi Yusuf dan Nabi Daud saja, yang memiliki kualitas diri yang begitu luar biasanya, ternyata masih diperintahkan oleh Allah untuk menjaga dirinya dari bahaya hawa nafsu. Apalagi kita yang manusia biasa, tak memiliki jaminan akan dijaga oleh Allah dari perbuatan maksiat, mesum, dan dosa. Karena itu, kita harus selalu mewaspadai dari bahaya hawa nafsu yang tiba-tiba bisa menimpa kita. Sesungguhnya, hanya kepada Allah saja kita meminta pertolongan. Tanpa pertolongannNya, mustahil kita bisa mengendalikan nafsu kita.

    Ingatlah darah yang pertama kali tumpah dimuka bumi, adalah darah dua anak adam yang berkelahi demi memperebutkan perempuan. -jauhkanlah jarak antara kaum lelaki dan kaum perempuan -. Demikianlah Rasulullah SAW mengingatkan

    Semoga Allah SWT selalu mengkaruniakan kita pemahaman yang benar dan lurus atas agama ini, dan istiqomah berjalan didalamnya, aamiin. Tetep istiqomah untuk tidak mendekati zina :).

    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  17. neil
    Mar 14, 2008 @ 23:02:32

    alhamdulillah… akhirnya ada juga yang tergerak mengcounter pacaran Islami,

    keep fighting Mas!!

    al-Haqqu bayyinun, wal bathilu bayyinun.

    waqulil haqqu min rabbikum. faman sya-a falyu’min, waman sya-a falyakfur.

    kalau bung kaezzar pengin kufur akan aturan main yang udah Allah tetapkan, gak usah pake label Islami segala..lah. yang haq, ya haq, gak bisa dicampur pake yang bathil. kalo udah jelas pacaran itu haram, ya jangan dicampur pake label islami segala, tul gak?

    lanjutnya, kalo pun pengen tersesat, boleh-boleh aja, tapi jangan nyesatin orang…

    Reply

  18. Trackback: Tinjauan “Dosa kecil = Perkara Kecil” « Pacaranislamikenapa’s Weblog
  19. alkalinesky
    May 27, 2008 @ 15:08:44

    ‘dan adapun orang2 yg takut kpd kebesaran Tuhannya & menahan diri dr keinginan hawa nafsunya; maka ssungguhnya surgalah tempat tinggalnya’ (QS 79:41-42). dalam az-zilaal, penyandingan penahanan (kontrol) hawa nafsu dgn surga, adalah krn beratnya usaha itu, dan takut kpd Rabb adalah benteng paling solid untuk melawan serangan dahsyat nafsu; so, tinggal kita pilih yg mana? benar mas, saya pun trmasuk pelaku zina ‘kecil’ itu, ampuni kami ya Rabb..

    Reply

  20. pacaranislamikenapa
    May 29, 2008 @ 01:22:47

    Allahummagh firlana..aminn

    Reply

  21. No Pacaran
    Oct 02, 2008 @ 09:39:13

    TIDAK ADA PACARAN DALAM ISLAM ! (TITIK)

    Reply

  22. Arya Penangsang
    Dec 26, 2008 @ 09:50:18

    manusia di ciptakan Alloh dengan kesempurnaan yg sangat luar biaaasaaa….dengn rupa yg indah,dpt kita byngkan andaikan manusia menyerupai selain manusia…subhanallah…
    manusia jg di beri akal & nafsu,berusahalah akalmu u/ dapat mengendalikan nafsu..karena itu adalah fitrah manusia,tp jk sebaliknya mk musibahlah yg orng biasa menamakannya……Alloh hu akbar…..
    pd para pemuda islam,ada pacaran dalam islam bahkan di khalal kan& Insya Alloh bernilai “ibada,,,YAKNI PACARAN SETELAH MENIKAH..

    admin: setuju!!!!!… 🙂

    Reply

  23. agus
    Dec 30, 2008 @ 13:39:33

    Pandangan kepada wanita yg bukan muhrim aja dilarang kok boro2 pacaran, opo yo mungkin???, tanya kenapa?

    menurut PENDAPAT SAYA, sekali lagi PENDAPAT SAYA,
    larangan ini mungkin dapat dikaitkan dengan ilmu pengasihan yg banyak dikenal sekarang ini, jadi mungkin dengan menjaga pandangan kita tidak akan dapat terpengaruh oleh ilmu semacam itu, tapi ini cuma MUNGKIN,lho
    *DISCLAIMER ON*

    Reply

  24. agus
    Dec 30, 2008 @ 13:43:51

    O iya sekalian mo tanya ya,
    boleh ndak kita menyelidiki orang yg kita suka?,
    misalnya dengan alat2 perekam, mengumpulkan data dari orang2 dekatnya dll, soalnya kan susah kalo tau kekurangan pas sudah menikah?
    ato yg boleh sebatas apa saja?
    tolong dijawab, terimakasih

    Reply

  25. sang pembelajar
    Jan 05, 2009 @ 08:14:33

    pacaran secara islami hanya setelah menikah. titik.

    Reply

  26. Btx_aja
    Mar 21, 2009 @ 06:47:15

    Assalamu’alaikum Akh, semoga Allah SWT senantiasa mencurahkan sekalian rahmatnya kpd kita bersama…Akh, tanpa saya pungkiri, saya adalah orang yang lemah dalam menjaga hawa nafsu. Saya mengetahui, benar dan salah yg telah ditetapkan oleh Fitrahnya Islam, akan tetapi, kenapa untuk menjaga hawa nafsu saja, saya tidak punya kuasa. Ada kalanya, iman saya kuat untuk menghindari perbuatan yg akan menjerumuskan kepada zina, tetapi, disaat akal sehat dan hati ini telah dikuasai oleh syaitan, semua itu tampak halal bagi saya. Astaghfirullah,.(!_!)..kesalahan terbesar yg telah saya lakukan adalah menebar janji setia kepada pacar saya untuk tidak meninggalkannya lagi, karna dulu saya pernah memutuskannya. Akhir2 ini, saya merasakan, hubungan kami berjalan tanpa batas, walaupun kami belum melakukan hubungan layaknya suami istri. Betapa hinanya diri saya akh. Dampak dari semua itu dapat saya rasakan, kelapangan yang senantiasa Allah berikan selama ini, serasa diambil kembali oleh Nya…Saya mohon saran dan masukan apapun kepada akhwat/ikhwan, sikap apa yang mesti saya perbuat untuk diri saya dan kepada pacar saya agar kami tidak terjerumus terlalu dalam kepada hubungan sesat ini, disisi lain, saya tidak mau silaturrahmi yang telah lama terjalin dgn teman perempuan saya ini berakhir dgn kekecewaan, karna keluarga kami telah saling kenal…terimakasih atas sarannya, saya harap akhwat/ikhwan mengerti dgn cerita singkat saya, saya harap dgn memberikan comment pada forum ini menjadi awal dari titik balik dari ke imanan saya…Wassalam.

    admin : wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh
    aamiin… Iman itu kadang naik kadang turun. Banyak dari kita memang tidak melakukan dosa besar, tetapi berulang-ulang kali melakukan dosa kecil. Akankah akan terus kecil, jika dosa-dosa kecil itu kita kumpulkan?. Semoga Allah SWT mengampuni kita, karena sesungguhnya Allah SWT adalah Rabb Yang Maha Pengampun lagi MahaPenyayang.
    Bahwa seorang muslim yang baik bukanlah seorang yang tidak pernah melakukan dosa, Alhamdulillah.. artinya kita masih berpeluang menjadi seorang muslim yang baik :), sebagaimana sabda Rasulullah “Seluruh anak Adam adalah cenderung berbuat salah, dan paling baik diantara orang yang berbuat salah adalah mereka yang bertaubat”(HR Al Hakim).

    Akhi.. sebagaimana yang antum rasakan saat ini, dosa itu ibarat penyakit, ia akan memusingkan kepala mereka yang melakukannya, memberatkan langkah mereka yang melakukannya, merendahkan kehormatan yang melakukannya, menyia-nyiakan amal kebajikan yang telah dilakukannya, dsbnya. Nikmat sesaat yang dirasakan, harus ia bayar dengan berbagai macam kesulitan dan rentetan musibah, na’udzubillah. Syetan sesungguhnya adalah musuh yang nyata, dan ia ada dari kalangan jin dan manusia, maka kenalilah ciri-cirinya agar kemudian dapat kita jauhi.

    Jika saat ini penyesalan itu masih ada, maka sambutlah ia dengan taubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya taubat. Berhentilah dan jangan ulangi, jangan dekati perkara-perkara yang dapat mengarahkan antum kepada perbuatan itu, jauhi teman-teman yang bisa mengajak antum kepada hal-hal seperti itu, jagalah pandangan dan hati kita dari aurat yang “bertebaran” didunia nyata dan maya, isilah waktu luang kita dengan mengikuti kajian-kajian keislaman, sibukkan diri dan lidah kita dengan dzikir kepada Allah SWT.. sembari mengingat-ingat banyaknya dosa yang sudah kita lakukan, dan sedikitnya amal kebajikan yang sudah kita lakukan.

    Dan jika memang kita benar-benar cinta kepada seseorang itu, nikahilah dia. Jangan ajak dia kepada kemaksiatan. Apalagi jika kedua keluarga sudah saling mengenal dengan baik. Karena apa yang sebenarnya menghalangi kita untuk melangkah kepada pernikahan, sesungguhnya adalah bagian dari tipu daya syetan la’natullah agar kita terus berada dikubangan maksiat? Padahal kemaksiatan ibarat sebuah parasit, yang akan terus menghisap kebaikan yang ada pada diri kita, hingga tidak ada lagi yang tersisa, kecuali penyesalan dan kehinaan. Jangan takut dengan kurangnya harta, jika kita memang miskin maka dengan pernikahan Allah SWT akan kayakan kita, insyaAllah.

    Semoga Allah SWT tunjuki kita jalan yang lurus, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat(islam, iman, ihsan) bukan jalan orang-orang yang Allah SWT murkai dan sesat, amin ya Allah.

    Wallahu’alam
    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  27. idhul
    May 25, 2009 @ 23:51:21

    Assalamu alaikum apa yng akhi lakukan mudah2an mendapat ridho dr Allah untk senantiasa slng mengingatkan

    Reply

  28. inu
    Jul 04, 2009 @ 14:53:50

    sudahlah…. mas .mbak… islam itu luwes… jangan dibuat sulit…

    admin :
    setuju.. nambahin dikit.. jangan juga dimudah2kan .. ok :).

    Reply

  29. hamba Allah
    Jul 30, 2009 @ 09:53:48

    assalamualaikum…
    ana mau tanya nih…..menurut Al-qur’an dan sunnah bahwa hukuman zina bila seseorang itu masih belum menikah maka dia dihukum cambuk 100 x dan diusir keluar negeri selama setahun….
    nah dengan hukum di negara kita (Indonesia) yang seperti ini apakah syariat islam itu bisa ditegakkan….?
    lalu bila saya pernah melakukan zina dan bertaubat dengan sbenar-benarnya taubat apakah itu belum bisa menghilangkan dosa saya….?karena di negara kita ini hukumnya sangat lemah sekali…..disamping itu saya juga sudah menjadi pegawai tetap disebuah perusahaan….bila hukuman itu dijatuhkan kepada saya dan membuat saya terusir keluar negeri selama satu tahun maka itu akan terasa berat buat saya kalo untuk hukuman cambuk 100x mungkin saya bisa menyanggupinya….saya bingung akhi…beberapa bulan ini saya telah mengikuti kajian atau ta’lim2 yang berlabel ahlus sunnah wal jama’ah…disitu saya temukan kedamaian dan kebenaran akan islam yang sebenarnya,,,tapi tetap yang tidak bisa membuat saya tenang adalah saya selalu teringat akan dosa besar yang telah saya lakukan…saya takut bisa timbul niya’ah dalam diri saya….saya ingin bertaubat dan menjalankan islam sesuai dengan syariatnya….tapi ada ganjalan yang selalu membuat saya menangis didalam hati ini….saya sudah KOTOR tapi saya juga ingin menjadi bersih kembali…sedangkan untuk bersih itu tidak cukup hanya dengan sholat, zakat, wudhlu, ataupun puasa dan amal kita karena semua itu hanya menghilangkan dosa2 kecil kita….lalu saya harus bagaimna akhi…???

    admin : wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Akhi yang dirahmati Allah SWT.. sesungguhnya tidak ada dosa yang tidak mendapat ampunan Allah SWT kecuali syirik kepadaNya. Allah SWT adalah Rabb yang Maha Pengampun, bahkan Allah SWT berfirman dalam sebuah hadits “”Ketika Allah selesai menciptakan makhluk, Dia menulis di dalam
    kitab-Nya, kitab itu disisi-Nya, di atas `arsy, ‘Sesungguhnya rahmat-Ku mengalahkan kemurkaan-Ku’ ” (HR. Bukhari).

    Inilah jaminan Allah SWT bagi hamba2Nya yang bertaubat, mengakui kesalahan dan bersungguh2 dalam memperbaiki diri menjadi hamba yang bertaqwa, bahkan bagi mereka yang telah melakukan dosa syirik sekalipun, selama mereka bertaubat dengan sungguh2 dan tidak mengulangi kesalahan itu kembali niscaya mereka mendapat ampunan dari Allah SWT.

    Artinya, seberat apapun dosa itu (termasuk syirik) jika kemudian sebelum ajal memanggil, kita masih sempat bertaubat dengan sungguh2, niscaya surga lah tempat kita dikembalikan. Hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW dalm sabdanya “Jibril berkata kepadaku, `Barangsiapa meninggal dalam keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka dia pasti masuk surga atau tidak masuk neraka'”. Abu Dzar radhiyallaHu `anhu, berkata, “Dan meskipun dia berzina dan meskipun dia mencuri ?”,Beliau ShallallaHu `alaiHi wa sallam bersabda, “Dan meskipun” (HR. Bukhari)

    Ada sebuah hadits yang menggambarkan besarnya sebuah amal yang kita anggap “kecil” :), Rasulullah SAW bersabda “Diampunkanlah seorang wanita penzina yang melewati anjing (yang berada) di atas sumur yang menjulurkan lidahnya dan hampir mati karena kehausan, lalu wanita itu melepas sepatunya dan diikat dengan kerudungnya lalu ia membawa air kepada anjing itu maka (dia, wanita itu) diampuni karenanya” (HR. Bukhari), jadi tidak ada amal baik yang tidak Allah SWT balas dengan berlipat ganda, jika hal itu kita lakukan dengan niat karena Allah SWT. Teruslah belajar agama, teruslah memperbaiki sholat, puasa, zakat, banyak beramal sholeh, teruslah bersama dengan orang-orang yang berusaha untuk menjadi sholeh, jauhi perkara-perkara yang syubhat apalagi yg haram, jauhi perkara2 yang dapat menarik keinginan kita untuk mendekati zina, dsbnya..dan yang paling penting, selalu mengevaluasi niat kita secara berkala, selalu melakukan koreksi diri, agar niat itu selalu terjaga dan teruntuk hanya pada Allah SWT..insyaAllah balasannya adalah surga.

    Semoga kita semua dapat bersabar dalam setiap kondisi dan dikuatkan oleh Allah SWT untuk dapat istiqomah dijalanNya..aamiin.
    wallahu’alam.

    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

    • hambaAllah
      Jul 30, 2009 @ 20:29:12

      assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

      terimakasih banyak akhi atas balasannya jazza kumullahi wa khairan katsiro…..hal diatas membuat ana menjadi optimis dan akan berusaha berpikir positif…..semoga Allah SWT senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua agar dapat berjalan diatas dien yang benar…..yaitu Islam…ngomong2 akhi ini berdomisili dimana ? bagaimana menurut pendapat akhi tentang ahlus sunnah wal jama’ah…?

      admin: wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh
      wa iyya kum.. aamiin. ana domisili di lenteng, jaksel. Ahlul sunnah waljamaah adalah mereka yang berpegang kepada sunah nabi SAW dan dan tidak menyukai perpecahan. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Telah berpecah kaum Yahudi menjadi tujuh puluh satu golongan ; dan telah berpecah kaum Nashara menjadi tujuh puluh dua golongan; sedang umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, semuanya akan masuk neraka kecuali satu. Maka kami-pun bertanya, siapakah yang satu itu ya Rasulullah? ; Beliau menjawab: yaitu orang-orang yang berada pada jalanku dan jalannya para sahabatku di hari ini” [HR. Tirmidzi].

      Banyaknya organisasi/ kumpulan masa yang diantaranya mengklaim merekalah kelompok ahlul sunnah waljamaah yg selamat, tentunya menjadi “masalah” tersendiri bagi kita kebanyakan. Untuk itu peganglah sebuah prinsip “Tanyalah ahli ilmu jika memang kamu tidak tahu” (An Nahl 43). Perbanyaklah belajar agama dari para ahlinya, ulama2 yang hanif masa lalu dan masa kini, baik melalui buku ataupun mendatangi majelis ilmu yang mereka adakan. Akhirnya dimanapun kita beramal jama’i (apakah di NU, Muhammadiyyah, Salafy, HT, Tarbiyah, dan jama’ah minal muslimin lainnya), yang kita pegang adalah Al Quran dan Sunnah yang lurus, menyikapi perbedaan dengan hikmah dan pembelajaran, ambil yang baik serta buang yang tidak baik, selalu mengedepankan ukhuwah daripada memperuncing perbedaan perkara2 ijtihad dsbnya, insyaAllah kita berada didalam golongan ahlul sunnah waljama’ah. Wallahu’alam.
      wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

      Reply

  30. nieX
    Aug 19, 2009 @ 11:17:36

    Ass. wr. wb.

    Menarik pembahasan yang telah anda jelaskan, terutama bagian pertanyaan2nya..
    Sy cewk kuliah di fak. teknik dimana teknik “dikuasai” cowok. Dari penjelasan2 diatas b’arti sy harus menjaga pandangan akan tetapi dikenyataan sy sangat sulit untuk melakukannya krn sy hrs berinteraksi dengan teman2 sy terutama dg cowk. jika sy melaksanakan dengan patuh soal hubungan cowk-cewk secara islam sy takut hubungan sy dg teman2 sy akan terganggu (renggang).

    Saran anda, sy harus bgmn untuk meminimalisir bahaya dari nafsu itu?
    Makasih jawabannya…
    Wass. wr. wb.

    admin:
    wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Segala puja dan puji hanya milik Allah Rabb Semesta Alam. Menjadi bagian dari lingkungan yang didominasi oleh makhluk bernama cowok memang bagi cewek harus lebih “aware”, harus punya seni tersendiri :). Cowok2 punya kebiasaan terbuka, proaktif, “ngasal” (suka kurang peduli sama perasaan 🙂 ), dll yang kebanyakan “pembawaan” itu bisa menjadi “bermasalah” jika berhadapan dengan makhluk bernama cewek.

    Islam adalah agama yang sempurna, mulai dari bangun tidur, sampai tidur lagi, semua sudah ada panduannya didalam Islam, termasuk untuk urusan pertemanan cowok dan cewek. Islam tidak melarang pertemanan dengan lawan jenis, tetapi Islam memberikan batasan2 serta arahan agar kemudian pertemanan itu tidak mengarahkan pelakunya mendekati perkara zina. Ya perkara yang bahkan hati saja dapat melakukannya. Salah satu tips untuk mengawali pertemanan dengan lawan jenis dengan baik adalah dengan sungguh-sungguh memahami firman Allah SWT yang secara khusus ditujukan kepada wanita-wanita mukminat berikut Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS An Nuur : 31)

    Pepatah mengatakan “dari mata turun ke hati”, rasanya tidaklah berlebihan jika dikatakan inilah awal mula munculnya cinta/ rasa suka/ simpati bagi kebanyakan orang. Ini fitrah semua manusia normal, persoalan muncul ketika fitrah ini kemudian tidak mau diatur sesuai dengan tuntunan Allah SWT sebagai Rabb dan RasulNya sebagai teladan kita. Misalnya dalam hal “menjaga/ menahan pandangan”, ini dimaksudkan tidak berlebih2an dalam memandang, memandang tidak untuk tujuan menikmati keindahan yang ada pada lawan jenis, memandang hanya untuk sebuah keperluan yang memang harus ada, bukan memandang karena sekedar berkumpul menikmati kebersamaan dengan lawan jenis, bukan memandang tanpa alasan yang jelas, dsbnya. Kemudian juga memperhatikan bagaimana kita memilih pakaian untuk menutupi aurat. Apakah pakaian yang dikenakan transparan, tipis dan mengikuti lekuk tubuh? meski hanya menyisakan wajah dan telapak tangan yang terbuka, tentu hal2 seperti ini belumlah memenuhi syarat menutupi aurat secara islami, maka memperhatikan cara berpakaian kita agar sesuai dengan aturan agama, akan membantu kita(cewek dan cowok yang berteman itu) dalam melaksanakan perintah Allah SWT dalam “menjaga pandangan” masing-masingnya.

    Bagaimana ketika kita mulai mengaplikasikan aturan2 islam itu dalam pergaulan, pertemanan kita dengan lawan jenis itu menjadi renggang? Semua hubungan “keakraban”(bolehnya memandang rambut, lutut kebawah, dan aurat ringan lainnya, duduk berdekatan, pembicaraan santai atau bercanda, dll) dengan lawan jenis hanya boleh terjadi dengan mereka yang telah dinyatakan secara syar’i sebagai mahram(orang yang haram untuk dinikahi, seperti orang tua, anak-anak, dll), diluar itu (cowok non mahrom 🙂 ), maka keakraban semacam itu hanya dibolehkan secara syar’i setelah masing-masingnya disahkan melalui pernikahan. Artinya hubungan pertemanan yang syar’i dengan lawan jenis memang semestinyalah “renggang”(renggan dengan kacamata pergaulan masa kini), tetapi sesungguhnya “akrab” dalam kacamata syariat, karena masing-masingnya (cowok dan cewek) mampu menempatkan diri, menjaga kehormatan masing2 karena Allah SWT, dan mengelola pertemanan yang terjadi hanya untuk hal-hal yang baik, penuh manfaat, efektif serta tidak bertentangan dengan aturan Allah SWT. Semoga bermanfaat, Allahu’alam..wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

    Reply

  31. subkhi
    Sep 05, 2009 @ 06:52:07

    Assalamualaikum
    Commentnya terlalu banyak. jadi saya tidak membaca semuanya terlebih dahulu. setelah lihat komentar no 11

    1. Jadi, ketika kita senang melihat wajah yg cantik itu sudah dihukumi timbul birahi ataw baru gejalanya?

    2. Jadi lelaki normal = dekat wanita/lihat cewe cantik timbul nafsu birahi?

    saya Ingin ikut berpendapat.

    1. Jika kita mencintai seseorang, seharusnya tidak ada pikiran birahi untuk menjima’ atau menzinainya. Karena kalo cinta harusnya ikut menjaga kehormatannya, bukan malah merusaknya.

    2. Belum tentu juga sih, meskipun sebagian besar memang begitu. Normal ato tidak, sangat sulit untuk mendefinisikannya. Oleh karena itulah kita disuruh menutup aurat dan menjaga pandangan.

    admin:
    jazakallah akhi atas pendapatnya.. komentar saya,
    1. Cinta yang ideal tentu mencakupi segala hal yang terkait bagi keduanya, apakah itu termasuk keinginan birahi(keinginan untuk selalu dekat, bermesraan, dstnya), keinginan untuk menghormati dan dihormati, keinginan untuk memberi dan mendapat perhatian, dsb-dsbnya. Artinya, sulit untuk kita pahami jika ada orang yang mencintai, tapi tidak pernah memikirkan keinginan birahi. Lha wong orang pacaran itu kan justru menunjukkan bukti akan hal ini, bahwa cinta mereka lebih didasarkan oleh nafsu birahi, daripada hal-hal luhur lainnya :). Persoalannya bukanlah pada keinginan birahinya, ini fitrah, tetapi pada diri orang yang merasakan cinta itu. Kalaulah ia benar-benar berusaha menjaga keimanan dan cintanya hanya karena Allah SWT, maka keinginan birahi itu akan ia abaikan sementara, ia alihkan kepada hal-hal yang lebih utama, seperti mengusahakan proses yang syar’i untuk menghalalkan cintanya dan tidak berlama-lama dalam kondisi itu, karena perkara ini membutuhkan perhatian khusus. Nah, jika kemudian kedua insan lain jenis ini telah dihalalkan dengan sebuah pintu bernama “Pernikahan”, keinginan birahi yang terjadi diantara kedua insan ini, akan mendatangkan pahala yang besar, bahkan berpegang tangannya sepasang suami istri, akan menggugurkan dosa-dosa diantara mereka, subhanallah.

    2. Jika dinyatakan secara “strict” bahwa ‘lelaki normal = dekat wanita/lihat cewe cantik timbul nafsu birahi?’ sebenarnya bukan pada tempatnya, kalimat seperti ini hanyalah cara untuk mengalihkan persoalan kepada hal lain, itulah kenapa kami tidak menjawab pertanyaan yang memang tidak perlu dijawab sebelumnya :). Persoalan ‘lelaki normal = dekat wanita/ lihat wanita cantik timbul nafsu birahi’ adalah persoalan sosial, maka jawaban yang mendekati kebenaran adalah berdasarkan “keumumannya”. Artinya, adalah fitrah manusia (baca: laki-laki) dekat dengan wanita yang cantik, wangi, dsbnya akan merasa senang, merasa ingin lebih dekat, dsbnya, keinginan-keinginan ini dengan beragam tingkatannya adalah wujud dari keinginan (nafsu) birahi. Apakah salah? untuk setiap kesempatan pertama didalam Islam dimaafkan, tetapi jangan dicari kesempatan kedua, segera alihkan dan banyak berdzikir kepada Allah. Kembali kepada “keumuman” yang kami maksud adalah keumuman mereka yang biasa menjaga fitrahnya, adapun mereka yang terbiasa mengikuti hawa nafsunya (sering melihat gambar2 seronok, tidak ‘aware’ dengan yang namanya aurat, tidak mau tahu yang mana halal dna yang mana haram, suka mencampur adukkan yang halal dan haram, dll) tentu “standar” untuk orang-orang seperti ini ketika dekat, dan melihat wanita cantik berbeda dengan fitrah keumuman mereka yang berusaha menjaga dirinya dari melihat aurat. Allahu’alam.

    Reply

  32. Shuhada
    Dec 04, 2009 @ 21:52:10

    Assalamu’alaikum,,,

    Mohon maaf sebelumnya, saya memang tidak begitu tau tentang agama islam, walaupun saya orang islam,,,

    menanggapi hal diatas, saya kira semua itu kita kembalikan saja ke dalam al-qur’an dan as sunah, apa bila di dalam al-qur’an tidak ada tersirat tentang apa yang kita diskusikan yah sudah,,,

    kan semua jawaban diskusi kita yang diatas itu ada dalam al-qur’an dan sunah,,,

    jd kita ga perlu repot2 untuk terlalu lama mendiskusikannya,,,

    Reply

  33. jo
    Dec 26, 2009 @ 17:48:22

    camne nk bertaubat spnohnye

    admin: bertaubat saje :). Allah SWT Maha Pengampun..apa2 maksiat yang sudah kita perbuat, maka kita mohonkan ampunan Allah SWT.

    Bertaubat berarti juga adanya penyesalan terhadap apa2 maksiat yang sudah kita kerjakan. Tanpa ada penyesalan, tidak mungkin taubat seseorang akan diterima oleh Allah SWT. Bertaubat berarti juga meninggalkan dan menjauhi maksiat tersebut.

    Menjauhi sumber2 maksiat itu. Apa saja? jika itu terkait dengan konten porno maka jauhi hal-hal yang dapat merangsang kita, tontonlah TV karena memang ada berita penting yang hendak kita ketahui, jika sudah selesai maka matikan. Berinternet lah karena memang ada informasi penting yang ingin kita ketahui, jika sudah selesai maka berhentilah, jangan biarkan diri berinternet tanpa tujuan dan maksud yang jelas.

    Kemudian, jauhi teman2 yang dapat menyeret kita kepada maksiat kepada Allah SWT. Gantilah dengan teman2 yang selalu berusaha untuk dekat kepada Allah SWT, libatkan diri ke dalam kegiatan2 positif, dakwah, mengikuti kajian2 dari para ulama yang hanif, dan jika sudah memiliki kemampuan maka bersegeralah menikah. Silahkan merujuk ke buku2 para Ulama yang hanif yang berbicara tentang taubat, Allahu’alam.

    Reply

  34. agunk
    Feb 09, 2011 @ 16:29:00

    Assalamu’alaikum,,,

    sblm nya saya mnta m’f….

    saya mw tnya:klo dmasa lalu qt prnh mlalukan kslahan .

    ap Allah msh mw mmbrikan qt ptunjuk Nya…
    ]

    admin :

    wa’alaykumussalam warahmatullah

    Selama manusia masih (berfikir) normal, maka Allah SWT selalu dan selalu mengkaruniakan petunjuk/hidayah kepada jalanNya yang lurus kepada kita. Didalam QS Asy-Syams:8-10, Allah SWT berfirman yang artinya “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” menunjukkan bahwa “ilham” atau “bisikan” tentang ketakwaan dan kefasikan itu Allah SWT tetapkan akan selalu ada pada jiwa setiap manusia. Mereka-mereka yang selalu berusaha mensucikan jiwanya / menjauhkan dirinya dari larangan-larangan/ maksiat kepada Allah SWT, maka “bisikan”/”ilham” yang mengarahkannya kepada ketakwaan akan semakin kuat, begitu juga bagi mereka yang selalu mengotori jiwanya dengan perbuatan maksiat kepada Allah SWT, maka “bisikan” yang mengarahkannya kepada jalan kefasikan akan semakin kuat. Rasulullah SAW menguatkannya dengan sebuah hadits “Kebaikan adalah akhlak yang baik sedangkan dosa adalah apa yang terlintas di jiwamu tetapi kamu benci/takut diketahui oleh orang lain” (HR Muslim). Hidayah semacam ini dikenal dengan istilah “Hidayah al-Khalq (hidayah penciptaan)”.

    Jenis petunjuk yang kedua, adalah sebagaimana yang Rasulullah SAW sabdakan “Telah kutinggalkan untuk kalian dua perkara yang (selama kalian berpegang teguh dengan keduanya) kalian tidak akan tersesat, yaitu Kitabullah dan Sunnah-ku.”(HR Al Hakim). Dengan kedua petunjuk ini kita dapat membedakan keimanan dan kekufuran, kebaikan dan keburukan, yang halal dan yang haram dlsebagainya. Hidayah semacam ini dikenal dengan istilah Hidayah al-Irsyad wa al-Bayan (hidayah petunjuk/bimbingan dan penjelasan). dsbnya.

    Intinya, seberapa besar kita mengharapkan petunjuk dari Allah SWT, maka Allah SWT akan melipatgandakan petunjukNya kepada mereka yang menginginkannya. Allahu’alam.

    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  35. Kanaya
    Feb 09, 2011 @ 17:20:03

    Assalamu’aliukum……

    menarik sekali mgkin kita membahas soal ini,n tidak akan prnh ada habisnya…
    dr sekian komentar diatas,, bahwa saya melihat anda itu hanya menyorot pada zina mata yg hnya pada`lawan jenis,, padahal banyak sekali zina mata yg lainnya,, n semuanya diikuti dengan birahi,, itu yg saya tdk setuju…

    klo boleh bertnya ustz: bgmn cara `menghindari pacran sementra keluarga harus kenal dulu dengan calon pasngan kita….. n apakh ta’aruf itu bukannya pacaran juga?

    admin :

    wa’alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    bgmn cara `menghindari pacran sementra keluarga harus kenal dulu dengan calon pasngan kita..
    pelajari bagaimana Islam mengajarkan batasan interaksi antara laki-laki dan wanita non muhrim. pelajari apa saja perkara-perkara yang termasuk ke dalam kategori perbuatan mendekati zina. cari lingkungan orang2 yang sholeh/sholehah, lingkungan yang tidak hanya bahagia ketika kita melakukan/mendapatkan kebaikan, tetapi lingkungan yang berani menegur/dan menghibur kita ketika kita salah atau ditimpa musibah.
    Lantas..bagaimana mengenal calon pasangan dengan sebaik-baiknya? maka pelajarilah sang calon dari teman-teman yang mengenalnya, pelajarilah sang calon dari keluarganya, pelajarilah sang calon dari pemibicaraan kepadanya yang dihadiri muhrim masing2. Artinya kenalilah sang calon dengan cara-cara yang syar’i, termasuk datang kepada keluarganya, atau ia didatangkan kepada keluarga kita, dan masing2 berkomunikasi perihal apa yang ingin diketahui dari masing2 pihak. Perkenalan seperti ini terbukti jauh lebih efektif, lebih elegan, lebih aman, lebih terjaga dari maksiat, lebih cepat(siapa wanita yang tidak ingin segera dinikahi laki2 yang dicintainya 🙂 ), dan insyaAllah berpahala karena niatnya baik(untuk segera menikah) dan dengan cara2 yang jauh dari kategori perbuatan mendekati zina semacam pacaran.

    n apakh ta’aruf itu bukannya pacaran juga?
    terbalik.. tapi pacaran itu termasuk ta’aruf(perkenalan) hanya saja perkenalan yang buruk. karena perkenalan yang baik, yang sesuai dengan syariat, adalah perkenalan/ ta’aruf yang dilandasi dengan semangat taqwa. Yang kalau dimaksudkan untuk perkenalan pranikah(ta’aruf pranikah), maka ta’aruf syar’iyah yang dilakukan dilandasi dengan niatan untuk menyegerakan pernikahan, dan dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan tuntunan syariat. Allahu’alam.

    wassalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh

    Reply

  36. sri Mulyati
    Mar 20, 2011 @ 15:41:30

    assalamualaikum…menarik sekali…

    Reply

  37. Screamofbrutall' Niesha-torment PaRt II
    Sep 07, 2011 @ 12:00:31

    gmana ya kalo pacaran tanpa saling berpegang pegangan kan di bilangin kampungan…

    Reply

    • hamba Allah
      Oct 02, 2011 @ 14:41:26

      assalamu’alaykum
      saya mencoba mengamati pembahasan dari awal. menarik sekali.
      awalnya hanya berniat membaca, tapi setelah membaca komentar dari mbak “screamofbrutall”, saya jd ingin ikut berkomentar..

      mohon maaf sebelumnya, yg menyebut kampungan itu hanyalah seorang manusia. Seharusnya kita lebih malu dan takut kepada Allah yang dimana akhirat nanti perbuatan kita akan dipertanggung-jawabkan.

      Maukah anda mempertaruhkan malu dunia demi mendapatkan kemenangan surga di akhirat nanti mba screamofbrutall? Ada baiknya kita sama2 belajar Islam yang benar dan lurus, sehingga kita yakin benar untuk menghindari hal2 buruk.
      wallahu’alam. semoga hidayah senantiasa diberikan Allah swt kepada kita.

      Reply

Leave a reply to kaezzar Cancel reply